Kamis, Oktober 18, 2012

Identifikasi Tumbuhan Gulma Darat dan Gulma Air



Laporan Praktikum I
Identifikasi Tumbuhan Gulma Darat dan Gulma Air
I.         Tujuan Praktikum         : Mengenal berbagai jenis tumbuhan gulma darat dengan menuliskan, Nama ilmiah,  nama umum, nama daerah, biologi tumbuhan.
II.      Dasar Teori
Gulma adalah sebagai tumbuhan yang tumbuh pada areal yang tidak dikehendaki tumbuh pada areal pertanaman. Gulma secara langsung maupun tidak langsung merugikan tanaman budidaya. Pengenalan suatu jenis gulma dapat dilakukan dengan melihat keadaan morfologinya, habitatnya, dan bentuk pertumbuhanya. Berdasarkan keadaan morfologinya, dikenal gulma rerumputan (grasses), teki-tekian (sedges), dan berdaun lebar (board leaf). Golongan gulma rurumputan kebanyakan berasal dari famili gramineae (poaceae). Ukuran gulma golongan rerumputan bervariasi, ada yang tegak, menjalar, hidup semusim, atau tahunan. Batangnya disebut culms, terbagi menjadi ruas dengan buku-buku yang terdapat antara ruas. Batang tumbuh bergantian pada dua buku pada setiap antara ruas daun terdiri dari dua bagian yaitu pelepah daun dan helaian daun, contoh gulma rerumputan Panicium repens, Eleusine indica, Axonopus compressus dan masih banyak lagi. Golongan teki-tekian kebanyakan berasal dari famili Cyperaceae. Golongan ini dari penampakanya hampir mirip dengan golongan rerumputan, bedanya terletak pada bentuk batangnya. Batang dari golongan teki-tekian berbentuk segitiga. Selain itu golongan teki-tekian tidak memiliki umbi atau akar ramping di dalam tanah. Contoh golongan teki-tekian: Cyprus rotundus, Cyprus compresus. Golongan gulma berdaun lebar antara lain: Mikania spp, Ageratum conyzoides, Euparotum odorotum.
Berdasarkan habitat tumbuhannya, dikenal gulma darat, dan gulma air. Gulma darat merupakan gulma yang hidup didarat, dapat merupakan gulma yang hidup setahun, dua tahun, atau tahunan (tidak terbatas). Penyebarannya dapat melalui biji atau dengan cara vegetatif. Contoh gulma darat diantaranya Agerathum conyzoides, Digitaria spp, Imperata cylindrical, Amaranthus spinosus. Gulma air merupakan gulma yang hidupnya berada di air. Jenis gulma air dibedakan menjadi tiga, yaitu gulma air yang hidupnya terapung dipermukaan air (Eichhorina crassipes, Silvinia) spp, gulma air yang tenggelam di dalam air (Ceratophylium demersum), dan gulma air yang timbul ke permukaan tumbuh dari dasar (Nymphae sp, Sagitaria spp).


III.   Alat dan Bahan  :
Alat
Bahan
Kertas
20 macam gulma darat
5 macam gulma air
Pensil
Penghapus dan penggaris

IV.   Cara kerja/prinsip kerja :
         Gambarkan tumbuhan gulma dengan menggambarkan
         seluruh bagian – bagian  tumbuhan ( akar. Batang, daun, bunga/ buah/biji)
         Tuliskan taksonomi tumbuhan gulma : family, nama species, nama umum, nama local
         Tuliskan biologi tumbuhan :
   Akar, batang, daun, bunga, buah, biji
         Tuliskan : cara perbanyakan
         Tulikan  : cara pengendalian

V.           HASIL DAN PEMBAHASAN

1.      Cyperus rotundus
Nama Ilmiah   : Cyperus rotundus
Nama Lokal    : Teki, Motta, Bulili manggasa buai
Nama Umum   : Nut grass, Puplenut grass, Xiang fu
Famili              : Cyperaceae
Deskripsi 
Akar                : Menyerupai akar rimpang, menjalar, membentuk kerucut yang besar pada     
pangkalnya, kadang melekuk, warnanya coklat, hitam, keras, wangi, panjang 1,5-4,5 cm, dengan lebar 2-6 cm.
Batang             : Berbentuk batang segitiga dan tumpul
Daun               : terdapat pada pangkal batang dengan jumlah 4-10 helai, berjejal pada pangkal batang, membentuk roset akar dengan pelapah daun tertutup tanah, simplex, monomorfixs, linearis, tulang daun sejajar, tepi daun lurus, ujungnya meruncing terdiri dari laminadan pelapah daun (vagina), pelapah daun tertutup oleh tanah, helaian daun bergaris dan berwarna hijau tua.
Bunga              : Berbentuk bulir dengan 3-10 bulir kecil, mempunyai 5-25 bunga yang berkumpul membentuk paying, inflorensentia terdiri dari flosculus (anak buah), biseksual, 3 benang sari, kepala sari berwarna kuning terang sedangkan tangkal putik bercabang 3, berwarna coklat.
Buah                : majemuk
Habitat            : di daerah tropis kering dengan ketinggian 1-1000 m dpl dengan curah hujan 1500-4000 mm/tahun.
Pengendalian   : 2 lb MSMA  +1 lb2,4-D + 1pt Surfactant dalam 40 galon air,interval 2 minggu, menggunakan Gramoxone, Herbato 276 AS, Reundup, Goal 2E dan Herbisida jenis lainnya.

2.      Ageratum conyzoides
Nama Ilmiah   : Ageratum conyzoides
Nama Lokal    : Babadotan, wedusansan (jawa)
Nama Umum   : Chick weed
Famili              : Asceraceae/composite

Deskripsi
Akar                : Akar tunggang
Batang             : Tegak dengan ketinggian pada saat berbunga 60-120 cm, bulat bercabang, batang bernodus dan pada bagian-bagian yang masih muda berambut.
Daun               : Letak berhadapan, bertangkai cukup panjang, bentuk bulat telur, segitiga hingga belah ketupat, tepi bergerigi dan berbulu, duduk daun bawah berhadapan, sedang bagian teratas bertangkai pendek.
Bunga              : Mengelompok berbenuk cawan/ bonggol,  setiap bulir terdapat 60-75 bunga, warna biru muda, putih atau violet. Mahkota dengan tepung sempit, bentuk lonceng berlekuk lima (1-15mm).
Buah                : Berwarna putih (2-3,5 mm), keras bersegi lima, runcing, rambut sisik ada lima.
Habitat            : Tumbuh di sembarang tempat yang tak tergenang air di daerah tropis dan subtropics dari ketinggian 1-1200 m dpl.  Suhu optimal 16-24°C dengan intensitas cahaya tinggi. Berasosiasi dengan padi gogo, palawija, kopi, tembakau, dan kelapa sawit.
Perbanyakan    : dengan biji (generative)
Pengendalian   : dengan 2,5 lb Msm di tambah dengan 1 lb 2,4 DO dalam 40 galon air. Disemprotkan dan apabila perlu 5 minggu setelah penyemprotan pertama dapat ditambah MCPA 400gr/lt (Agroxone. 4) yang dilakukan apabila pada gulma lebih banyak dari tanaman pokok dan tanaman tidak mencapai 20-30 cm, tiap hektar 1,5-2,4 lt dalam 500 liter air.

3.      Oxalis barrelieri (L)
Nama ilmiah  : Oxalis barrelieri (L)
Nama umum  : Schapenklever
Nama lokal    : Cacalincingan
Familia           : Oxalidaceae

Deskripsi :
Akar                : memiliki akar tunggang.
Batang             : batang pada tanaman ini tegak merayap dengan panjang 0,1-1,4 cm.
Daun               : daun pada tanaman ini memiliki tangkai daun panjang 1,5-10 cm, pada pangkalnya melebar menjadi pelepah, dan anak daun berbentuk jantung terbalik, panjang dan lebar 0,5-5 cm.
Bunga              : bunga yang dimiki dalam paying tunggal diketiak dengan 2-8 bunga, daun mahkota kuning dengan pangkal hijau, panjang 3-8 mm, benang sari di depan mahkota daun lebih pendek dari pada lima lainnya, tangkai putik berdaun.
Buah                  : tanaman ini memiliki tangkai buah bengkok, buah tegak berbentuk garis dengan ujung menyempit, panjang ± 2 cm dengan celah membujur, elastis membuka menurut ruang.
Habitat            :  tempat tumbuh di tegalan, kebun, sepanjang tembok dan pagar, tanggul kecil dan jalan setapak di hutan, tumbuh baik pada ketinggian mencapai 1300 m dpl.
Perbanyakan    : perbanyakan secara generatif, dengan biji.
Pengendalian   : pengendalian dilakukan dengan pemberian herbisida trifuralin dengan dosis 2-8 kg bahan aktif/ha. Bila terdapatdalam jumlah banyak maka yang digunakan adalah velapon 50 EC. Sementara  metil Bromida Rofan dan daramut setelah fangasi terhadap media tumbuh.


4.      Mimosa pudica L.

Nama ilmiah    : Mimosa pudica L.
Nama umum    : Sensitive Plant
Nama local      : Putri malu
Familia            : Mimosaceae

Deskripsi :
Akar                :  memiliki akar tunggang.
Batang             : batang tumbuh merayap tersebar di atas tanah, miring atau tegak,  tingginya 30-150 cm, ditumbuhi bulu-bulu agak panjang dan duri keras yang membungkuk, warnanya hijau bercorak ungu, keras/kuat dan bercabang banyak.
Daun               : daunnya menyirip dan berganda, daun akan menguncup pada waktu petang atau tersentuh.
Bunga              : bunga majemuk berbentuk bongkol dan warnanya merah jambu.
Buah                : tidak ada.
Habitat            : tempat hidupnya di daerah ketinggian 1000 m dpl, pada lahan-lahan tidur.
Perbanyakan    : perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji.
Pengendalian          : secara mekanik dengan cara mencabut dan secara kimiawi dengan menggunakan herbisida.
5.      Eleusine indica
Nama Ilmiah   : Eleusine indica
Nama Lokal    : Good grass
Nama Umum   : Jukut carulang, jukut jampang, jampang gede, jampang munding (sunda), godang ula, suket celulang, suket lulangan, wilulang, wukangan (jawa), rumputbelulang, rumput welulang (Indonesia)
Famili              : Gramineae (Poaceae)

Deskripsi :
Akar                : Bernodus serabut
Batang             : batangnya selalu berbentuk cekungan, menempel pipih, pelepahnya menempel kuat,batangnya seringkali bercabang.
Daun               :daun terdiri dari dua baris, tetapi kasar pada tiap ujungnya, pada pangkal helai daunnya berambut. Pelepah menempel kuat, lidah daun pendek seperti selaput dan tumbuh dalam rumpun.
Bunga              : Bunganya bulir menjari 3-5 berkumpul pada sisi poros yang bersayap dan bertunas. Anak bulir berseling-seling tersusun seperti genting.
Buah                : Majemuk, buah kering biji tunggal
Habitat            :Gulma ini memerlukan cahaya yang cukup banyak, air melimpah, sangat peka, terhadap lingkungannya, gulma ini khususnya berada disekitar tanaman kacang-kacangan kecipir, padi dan ubi kayu.
Perbanyakan    : berkembang biak secara generatif dengan biji
Pengendalian   : Dua kali 3 pt Sondax HCl ditambah 8 lb Sodium O   ditambah i pl Surfaktan non ionic. Disemprotkan jelang waktu satu minggu, di suasana ternaung , daerah penyebarannya meliputi 1-1400m dpl.
Perbanyakan    : Secara generative dengan biji.
Pengendalian   : Dengan 2,5 lb MSMA 5 lb ditambah 16 Sodium chlorate dalam 4 galon air, penemprotan dilakukan setiap lima minggu.


6.      Borreria laevis ( ketumpang )
Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Ordo : Gentianales
Famili : Rubiceae
Genus : Borreris
Spesies : Borreria laevis

Deskripsi
Batang:  sering berwarna ungu, tegak atau menggeletak dengan panjang 3 – 10 dm
Daun : berwarna ungu , berlawanan berbentuk bulat pangjang yang memanah , bulat panjang yang seperti tombak, panjangnya 1 -7 cm dan lebar 0,4 hingga 3 cm dan memberikan tekstur seperti kudis, petiole memiliki panjang 2 – 4 mm , stipula 2 – 3 mm.
Bunga : berjumlah banyak yang terletak secara axilari dan terminal dan panjangnya 2 – 3 mm Corolla berwarna putih atau sering berwarna pink dengan panjang 2,4 – 2,6 mm.
Buah berbentuk ellipsoid dengan panjang 2 – 4 mm
Biji : berwarna cokelat gelap dengan panjang 1,5 – 2,5 mm
Habitat :Sepanjang trail, daerah dari ketinggian 1500 m hingga ke atas , toleran terhadap iklim kering , daerah pemukiman, sepanjang jalan
Perbanyakan : Dengan biji yang tersebar melalui air tebasan alat pertanian , dan pengolahan
Penyebaran : Dari Florida Selatan , Amerika Selatan hingga India bagian barat

Pengendalian : dengan cara kimiawi, 2 lb MSMA ditambah 1 lb 2,4-D dan 1 Pt Surfactant dalam 40 galon air diberikan dalam interval satu  minggu atau penyemprotan Roundup dosis 100-120 setiap 15 liter air atau paracol dosis 100-120 cc tiap 15 liter air


7.      . Cyperus iria
Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub Kelas : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Famili : Cyperacea
Genus : Cyperus
Spesies : Cyperus iria

Deskripsi
Akar : berakar serabut, terdapat beberapa daun , cabang sepatu berduri sekitar 2,5 cm panjangnya, jelaga tegak dengan tinggi 8 hingga 60 cm agak tebal atau menipis.
Pelepah daun : berwarna kemerahan atau kecokelatan. Benang sari ada tiga dan kepala putik ada tiga. Terdapat corymb sebagai aturan mejemuk dengan panjang 5 hingga 15 cm, lebar 3 hingga 10 cm dengan masing – masing menghasilkan 5 – 10 duri yang berbentuk bulat panjang dengan panjang 1 – 4 cm dan paling sedikit berdaun 2 atau 3
Habitat : Daerah basah, di sawah, rawar - rawa, hingga permukaan laut dengan kedalaman 300 m
Perbanyakan : Dengan biji
Penyebaran: Afrika Timur dan Asia Pusat melalui India ke Cina dan Jepang , ke arah timur Malesia dan Australia

8.      Fimbristylis miliacea Linn ( Vahl ) ( Panon Munding )

Klasifikasi
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Ordo : Poales
Famili : Cyperiaceae
Genus : Fimbristylis
Spesies : Fimbristylis miliacea

Deskripsi
Tanaman tahunan, cespitose, 15-50 (-70) cm, dasar lunak; rhizomes absen
Batang ; bisa sama dengan daun dan bisa berbeda
Daun : memiliki tinggi 2 / 3 dari tinggi tanaman, tidak ada ligula, pelepah daun lebar 2 mm
Bunga : Inflorescences anthela kompleks, biasanya membaur, branched, perluasan ke atas, kali luas sepanjang; scapes semampai, angularly berjalur dan / atau yang dikompresi distally, 1-1,5 mm lebar atau tebal, Bunga terdiri dari stamens 1-2 , putik 3
Fimbristylis miliacea lain adalah rumput yang luas penyebarannya di Asia terutama pada tanaman padi
Buah : ukuran 1mm
Habitat : Perladangan padi , daerah dengan ketinggian lebih dari 300 m
Penyebaran : Didaerah Negara beriklim tropis
Pengendalian

9.      Euphorbia hirta L.

Nama ilmiah  : Euphorbia hirta L.
Nama umum  : Hairy spunge
Nama daerah: Patikan kebo; Patikan jawa; Mangkokan
Familia          : Euphorbiaceae

Deskripsi :
Akar                : memiliki akar tunggang, besar dan dalam.
Batang             : pada batang, tegak, dengan tinggi sekitar 0,1-0,6 m dan berbulu pada ujungnya, bercabang bila semakin dekat dengan pangkal.
Daun               : daun yang ada memanjang dengan pangkal miring dan pinggir bergerigi, pada bagian sisi bawah berbulu, panjang 0,5-5 cm.
Bunga              : bunga yang terdapat pada tanman ini berkumpul menjadi  karangan bunga yang pendek.
Buah                : buahnya berbentuk kapsul dengan tiap-tiap bunga terdiri-dari tiga kapsul.
Habitat            : tempat hidup tanaman ini adalah tegalan, tanah berpasir dan tanah pertanian diketinggian 1-1400 m dpl.
Perbanyakan    : perbanyakan dilakukan secara generatif dengan biji.
Pengendalian          : pengendalian dilakukan secara mekanik dengan cara dicabut dan  secara kimiawi dengan menggunakan 2,5 lb MSMA + 5 lb Sodium Chlorate dalam 4 gallon air dengan penyemprotan dilakukan setiap lima minggu.

Klasifikas
Kingdom         : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom    : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi     : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi               : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas               : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas        : Hamamelidae
Ordo                : Caryophyllales
Famili               : Portulacaceae 
Genus              : Portulaca
Spesies            : Portulaca oleracea L.

Deskripsi

Habitus      : Semak, semusim.
Batang       : Bulat, beruas, merah kecoklatan.
Daun        : Tunggal, bulat telur, ujung dan 'pangkal tumpul, tepi rata, berdaging, tersebar, panjang 1-3 cm, lebar 1-2 cm, hijau.
Bunga     : Majemuk, di ujung cabang, kecil, kelopak hijau, bertaju dan bersayap, mahkota bentukjantung, kepala putik tiga sampai dengan lima, putih, kuning.
Buah           : Kotak, berbiji banyak, hijau.
Biji              : Bulat, kecil, mengkilat, hitam.
Akar           : Tunggang, putih kotor.
Manfaat  : Herba Portulaca oleraceae berkhasiat sebagai obat mencret, obat penurun panas dan obat radang lambung.
Kandungan kimia : Herba portulaca oleracea mengandung saponin dan flavonoicla.

11.  Phyllanthus niruri L.
Nama latin: Phyllanthus niruri L.
Nama daerah: Memeniran; Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak
Deskripsi tanaman: Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna hijau, bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat. Bunga berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau keunguan. Biji kecil, keras, berwarna coklat.
Habitat: Meniran tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Kandungan kimia: Filantina; Hipofilantina; Kalium; Damar; Tanin
Khasiat: Membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh haid; Penambah nafsu makan
Nama simplesia: Phyllanthi Herba
Resep tradisional:
Batu ginjal
Daun meniran 3 g; Daun ngokilo 9 g; Daun wungu 5 g; Daun besaran 3 g; Daun kumis kucing 5 g; Daun sendokan 7 g; Daun duduk 7 g; air 500 cc, Semua bahan direbus selama 15 menit, kemudian disaring, Rebusan diminum 3 kali sehari.

12.  Axonophus compressus (Sw) Beaur

Nama ilmiah  : Axonophus compressus (Sw) Beaur.
Nama umum  : Carpet grass, Blanket grass
Nama lokal : Rumput pahit (Indonesia), Jukut pait, papaitan (Sunda), Rumput pait (Malaysia)
Familia           : Poaceae / Gramineae

Deskripsi
Akar                : tanaman ini mempunyai akar serabut / adventicia, dengan bulu - bulu akar yang banyak dan menempel pada tanah.
Batang             : batangnya terdiri dari beberapa rumpun dan menempel pada  pangkal batang pada satu focus sehingga bentuknya seperti kipas dengan pola batang yang menyebar. Panjang batang 1-6 cm   dengan lebar 0,5-1,5 cm.
Daun               : daun tanaman ini berwarna hijau muda, pertulangan daun                   sejajar/linier, labar daun 0,5-1,5 cm, pelepah daun menempel pada batang yang berkumpul membentuk rumpun.
Bunga         : bunga yang muncul dalam malai, bentuk mirip bulir dan bercabang dua atau lebih.
Buah                : buah majemuk, jumlahnya relatif banyak.
Habitat            : tumbuh di lahan kering, pada dataran rendah sampai dataran tinggi 1400 mdpl serta tumbuh baik di tempat terbuka atau terlindung.
Perbanyakan  : perbanyakan secara generatif, dengan biji dan secara vegetatif yaitu batang atau berbuku-buku.
Pengendalian : pengendalian yang dilakukan antara lain ; secara mekanik, pembabatan, pencabutan, dan pengolahan tanah. Sedangkan  secara kimia 2,5 lb MSMA + 2 lb Sodium chlorate dalam 60 galon air.

13.  Paku Kadal

Cyclosorus aridus (Don.) Ching Nama umum
Indonesia:
Paku kadal
Cyclosorus aridus

Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Divisi: Pteridophyta (paku-pakuan)
 Kelas: Pteridopsida
Sub Kelas: Polypoditae
Ordo: Polypodiales
Famili: Thelypteridaceae
Genus: Cyclosorus
Spesies: Cyclosorus aridus (Don.) Ching


14.  Cyperus kyllingia (L)
Nama ilmiah  : Cyperus kyllingia (L)
Nama umum  : Nut grass
Nama lokal    : Jukut pendul, teki pendul, jukut papayungan
Familia           : Cyperaceae

Deskripsi :
Akar                : memiliki rimpang (umbi) menjalar, berbentuk kerucut yang besar  pada pangkal, kadang melekuk, warna coklat, berambut halus dengan diameter 5-10 mm.
Batang             : batangnya berbentuk segitiga, padat, licin, tumpul, berdiameter1-1,5 mm panjang 5-45 cm.
Daun               : daun pada tanaman ini terdiri dari 4-10 helei berjejal pada  pangkal batang membentuk roset akar dengan pelepah daun tertutup tanah, helaian daun berbangun pita, bertulang sejajar, tepi rata, permukaan atas berwarna hijau mengkilap dengan  panjang 10-60 cm dan lebar 2-6 mm.
Bunga              : bunga berbentuk bulir dengan 3-10 bulir kecil yang mempunyai 8-25 bunga yang berkumpul membentuk payung, warna kuning / coklat kuning.
Buah                : buah yang terdapat adalah tipe buah batu, kecil, bentuk memanjang sampai bulat telur terbalik.
Habitat            : tanaman ini tumbuh liar di tempat terbuka / sedikit terlindung dari sinar matahari dan pada ketinggian 1-1000 m dpl pada bermacam-macam tanah.
Perbanyakan           : perbanyakan dapat secara generatif, dengan biji dan vegetatif,  rimpang (stolon ).
Pengendalian          : dengan cara kimiawi, 2 lb MSMA ditambah 1 lb 2,4-D dan 1 Pt Surfactant dalam 40 galon air diberikan dalam interval satu  minggu atau penyemprotan Roundup dosis 100-120 setiap 15 liter air atau paracol dosis 100-120 cc tiap 15 liter air


15.  Tridax procumbens (L).

Nama ilmiah    : Tridax procumbens (L).
Nama umum    : Coat button
Nama local      : Jukut gagajihan
Familia            : Asteraceae

Deskripsi :
Akar                : Tunggang
Batang             : Basah atau herbaceus, berwarna cokelat, menjalar diatas
                          permukaan, berongga panjang ± 10 cm dan lebar 0,5 cm
Daun               : Lebar dengan tulang daun menyirip, tepi daun bergerigi, yang ujung meruncing berwarna hijau
Bunga              : Tunggal, berada di ujung batang, kelopak bunga berwarna putih, diameter bunga 1 cm, kelopak berwarna hijau atau putih keungu-unguan
Buah                : Ovulum yang sudah masak
Habitat            : Di lahan terbuka, lapangan, pinggir jalan
Perbanyakan    : Generatif dengan biji
Pengendalian   : 1 lb 2,4-D dalam 40 galon air disemprotkan 2 x dengan jarak 4 minggu


16.  Amaranthus spinosus
Nama umum
Indonesia:
Bayam duri, bayem cucuk, podo maduri (Bugis)
Inggris:
spiny amaranth
Pilipina:
Uray, orai
Cina:
Le xian cai
Deskripsi
Amaranthus spinosus diyakini berasal dari dataran rendah tropis Selatan dan Amerika Tengah dan diperkenalkan ke bagian hangat lain di dunia. Hal ini sering terjadi sebagai gulma invasif dan jarang dibudidayakan. Hal ini sebagian besar ditemukan di pinggir jalan dan daerah kritis. gulma ini memiliki distribusi yang luas termasuk Amerika Serikat, dan semua daerah tropis dan subtropis Afrika dan Asia Tenggara. Rakyat pedesaan Nigeria mengkonsumsi ini sebagai konvensional non-sayuran berdaun khususnya selama masa kekeringan..
Amaranthus spinosus tumbuh setiap tahun sebagai, monoecious herbal tegak, sampai 100-130 cm, banyak bercabang; batang silinder atau obtusely sudut, gundul atau sedikit dibawah umur, hijau atau variabel diliputi dengan ungu. Daun alternatif dan sederhana tanpa stipula, tangkai daun sekitar selama pisau-daun; Bentuk pisau bulat telur-lanset untuk genjang, 3,5-11 cm x 1-4,5 cm, akut dan sering sedikit decurrent di dasar, bodoh, bundar atau sedikit retuse dan sering pendek mucronate di puncak, seluruh, glabrous atau sedikit dibawah umur pada vena ketika muda. Perbungaan terdiri dari cluster padat, yang lebih rendah ketiak, yang lebih sering dikumpulkan dalam sebuah spike aksiler dan terminal yang sering bercabang di bagian bawahnya; cluster aksila biasanya dipersenjatai dengan duri yang sangat tajam hingga 2 cm. bunga berkelamin tunggal, soliter di ketiak dari bract sebuah, subtended oleh 2 bracteoles; bracts dan bracteoles scarious, mucronate dari dasar yang luas, lebih pendek atau selama perianth; bunga jantan biasanya diatur dalam lonjakan terminal atas dasar perbungaan, hijau; tepal 5 atau dalam bunga jantan, sering 3 gratis, hampir sama, bulat telur-lonjong sampai lonjong-spatulate, sampai dengan 2,5 mm, sangat cembung, membran, dengan margin transparan dan band median hijau atau ungu; bunga jantan dengan 5 benang sari sekitar selama tepal; bunga betina dengan atasan, ovarium oblong, 1-bersel, gaya 2-3, akhirnya bengkok. Buah ini berbentuk bulat telur dengan leher meningkat singkat di bawah dasar gaya, circumscissile sedikit di bawah tengah atau dak merekah atau pecah. Benih sekitar 1 mm, mengkilap, pipih, hitam atau kecoklatan-warna hitam. Bagian Tanaman yang Digunakan: Akar, daun, Benih
17.  Rhychelytrum repens ( willd ) Hubb

Nama ilmiah    : Rhychelytrum repens ( willd ) Hubb
Nama umum    : Natal reed, top grass
Nama local      : Simanis dari Taiwan
Familia            : Poaceae

Deskripsi :
Akar                : memiliki akar serabut.
Batang             : pada batang, kuku dan camping, tegak, ketinggian + 30-90 cm.
Daun               : daunnya runcing ke ujung (Acutus), umumnya berambut, seludang   jarang yang berambut, panjang 5-20 cm, lebar 2-8 mm  berbentuk garis atau benang (folium linearum) dengan   tulang  daun sejajar (parallel nervis).
Bunga              : bunga berupa karangan panicula di akhir pucuk, panjang 10-20                                  cm, warna kemerahan atau keunguan, bercabang, halus dan  menyebar, spikelet tertutup oleh rambut tipis, tangkainya ramping dan beberapa rambut halus yang dipanjang di ujung, tiap skelet terdiri dari 2 floret yang lebih rendah, steril dan sekamnya berjanggut, yang lebih atas biseksual dan sekamnya kosong.
Buah                : buah majemuk, jumlahnya relatif banyak.
Habitat            : tempat hidunya di tempat terbuka, tanah yang mengandung garam, ladang, padang rumput, pinggir jalan dan lahan pertanian.
Perbanyakan    : secara generatif dengan biji, vegetatif dengan stolon.
Pengendalian   : secara kimiawi Rulof H500 EC, Rulof Hsb, Unhnex sp.


18.  Crassocephalum crepidioides
Sintrong, Crassocephalum crepidioides
Darmaga, Bogor
Kerajaan:
(tidak termasuk)
(tidak termasuk)
Ordo:
Famili:
Bangsa:
Genus:
Spesies:
C. crepidioides
Crassocephalum crepidioides
(Benth.) S. Moore
Gynura crepidioides Benth.
 Sintrong (Crassocephalum crepidioides) adalah sejenis tumbuhan anggota suku Asteraceae. Terna ini umumnya ditemukan liar sebagai gulma di tepi jalan, di kebun-kebun pekarangan, atau pada lahan-lahan terlantar; pada ketinggian di atas 200 m dpl. Dalam bahasa Inggris tumbuhan ini dikenal sebagai ebolo, thickhead, redflower ragleaf, atau fireweed.

Pemerian
Terna tegak, tinggi hingga 1 m, berbau harum aromatis apabila diremas. Batang lunak beralur-alur dangkal. Daun-daun terletak tersebar, dengan tangkai yang sering bertelinga. Helaian daun jorong memanjang atau bundar telur terbalik, 8–20 × 3–6 cm, dengan pangkal menyempit berangsur sepanjang tangkai daun dan ujung runcing, bertepi rata atau berlekuk hingga berbagi menyirip, bergigi bergerigi kasar dan runcing. Daun yang paling atas lebih kecil dan sering duduk. Bunga majemuk berupa bongkol-bongkol yang tersusun dalam malai rata terminal. Bongkol hijau dengan ujung jingga coklat hingga merah bata, silindris, 13–16 × 5–6 mm, mengangguk; tegak setelah menjadi buah. Mahkota kuning, dengan ujung merah kecoklatan, bertaju-5. Buah keras (achene) ramping memanjang, seperti gelendong berusuk 10, sekitar 2,5 mm panjangnya; dengan banyak rambut sikat (pappus) berwarna putih, 9–12 mm.
Ekologi dan penyebaran
Perawakan
Sintrong memiliki asal-usul dari Afrika tropis, kini telah menyebar ke seluruh wilayah tropika di Asia. Di Indonesia, gulma ini tercatat dijumpai pertama kali di dekat Medan pada tahun 1926. Dari sini dibawa ke Jawa, dan kemudian meliar dan menyebar ke seluruh Nusantara.
Kerap ditemui di tanah-tanah terlantar yang subur, tepi sungai, tepi jalan, kebun-kebun teh dan kina, terutama di bagian yang lembab, hingga ketinggian 2.500 m dpl. Juga di sawah-sawah yang mengering. Biji-biji (buah) menyebar dengan bantuan angin. Walaupun berbunga sepanjang tahun, terna ini merupakan tumbuhan pengganggu yang relatif mudah diatasi.
Kegunaan
Sintrong merupakan lalap yang digemari di Jawa Barat]. Di Afrika, selain dimanfaatkan sebagai sayuran, beberapa bagian tanaman sintrong digunakan sebagai bahan obat tradisional; di antaranya untuk mengatasi gangguan perut, sakit kepala, luka, dan lain-lain. Gulma ini juga disukai sebagai pakan ternak. Meskipun demikian tumbuhan ini ditengarai mengandung alkaloida pirolizidina yang bisa memicu tumor.



19.  Phyllanthus niruri L.
Nama latin: Phyllanthus niruri L.
Nama daerah: Memeniran; Gosau na dungi; Gosau madungi roriha; Daun gendong anak
Deskripsi tanaman: Semak, tanaman semusim, tinggi 20-60 cm. Batang masif, bulat licin, tidak berambut, diameter 3 mm, berwarna hijau. Daun majemuk, berseling, anak daun 15-24, berwarna hijau, bentuk bulat telur, panjang 1,5 cm,lebar 7 mm, tepi rata, ujung tumpul, pangkal membulat. Bunga berwarna putih, tunggal, dekat tangkai anak daun. Buah kotak, bulat, diameter 2 mm, berwarna hijau keunguan. Biji kecil, keras, berwarna coklat.
Habitat: Meniran tumbuh liar di tempat lembab dan berbatu, seperti di sepanjang saluran air, semak-semak. Tumbuhan ini bisa ditemukan di daerah dataran rendah sampai ketinggian 1000 dpl.
Bagian tanaman yang digunakan: Seluruh tanaman
Kandungan kimia: Filantina; Hipofilantina; Kalium; Damar; Tanin
Khasiat: Membersihkan hati; Anti radang; Anti demam; Peluruh dahak; Peluruh haid; Penambah nafsu makan
Nama simplesia: Phyllanthi Herba
Resep tradisional:
Batu ginjal
Daun meniran 3 g; Daun ngokilo 9 g; Daun wungu 5 g; Daun besaran 3 g; Daun kumis kucing 5 g; Daun sendokan 7 g; Daun duduk 7 g; air 500 cc, Semua bahan direbus selama 15 menit, kemudian disaring, Rebusan diminum 3 kali sehari.


20.  Richardia brasiliensis Gomez

Nama ilmiah    : Richardia brasiliensis Gomez
Nama umum    : Brood leaf, Button weed
Nama local      : Goletrak beuti
Familia            : Rubiaceae

 Deskripsi :
Akar                : memiliki akar tunggang.
Batang             : batangnya berbentuk segiempat, merupakan tanaman berbatang                                 herba, berbulu dengan tinggi + 6cm.
Daun               : daun berbentuk elips dimana pada bagian tengah agak melebar  dan ujungnya pendek dan tajam. Tangkai daun tanaman/gulma ini pendek, dimana pangkal daun bersatu dengan stipula yang berbentuk mangkok. Letak daun berhadapan.
Bunga              : pada bunga, mempunyai kelopak yang berambut dengan 4 sepal,                                       mahkota berbentuk tabung, berwarna putih serta memiliki                                    benang sari dan putik yang bercabang.
Buah                : buahnya mempunyai rambut dan terbagi dalam dua pasang.
Habitat            : Tumbuh di tanah yang berpasir,tempat terbuka yang memperoleh penyinaran yang cukup.
Perbanyakan    : berkembang biak secara vegetatif dengan stolon dan generatif dengan  biji.
Pengendalian   :  pengendalian yang dilakukan 2 kali aplikasi dalam 3 pont (1 pont  = 0,566 lb) Sardox HL ditambah 1 pont 2,4-D dalam 40 gallon air dengan interval  5 minggu.  

Tidak ada komentar: